Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 21:46:37【Sehat】839 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(8791)
Artikel Terkait
- Anggota DPR dukung perluasan MBG dengan pembenahan
- Tujuh negara yang rayakan Diwali, selain India
- Prabowo: Kasus keracunan MBG masih dalam batas ilmiah
- Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan
- KPK: OTT Bupati Ponorogo terkait mutasi dan rotasi jabatan
- BGN sebut 112 SPPG ditutup karena langgar SOP
- BPOM: Keamanan pangan yang baik mampu dukung pertumbuhan ekonomi
- Aktris Diane Keaton mengidap pneumonia bakterial jelang wafat
- PBB tingkatkan dukungan bagi pengungsi di Darfur Utara, Sudan
- Album Asia: Perjalanan manis buah durian dari Malaysia ke China
Resep Populer
Rekomendasi

Kapolri sebut terduga pelaku bom siswa SMAN 72 Jakut

Mahasiswa UNP berhasil cipngakan tablet kunyah ekstrak rumput banto

BGN bimbing 30 ribu penjamah pangan tingkatkan kualitas layanan MBG

Mahasiswa UNP berhasil cipngakan tablet kunyah ekstrak rumput banto

Khawatir ada sabotase, MPSI minta aparat telusuri jaringan dapur MBG

Kementerian Kebudayaan berkolaborasi untuk memajukan kebudayaan

Masjid Huangcheng, cerita panjang toleransi beragama di Chengdu

Stafsus DKI tegaskan komitmen Pemprov jaga kualitas lingkungan